SOFWAN namanya, dengan mengikuti gaya pemuda zaman sekarang, Sofwan
mencoba menggunakan earphone sebagai teman pereda bosan di kala naik
motor, apalagi beberapa hari ini Jakarta sering hujan, sehingga
menyebabkan luapan diberbagai sisi jalan. Dan tentu saja Anda tahu,
Jakarta – macet total. Sebagai muslim muda, Sofwan memasukkan 30 Juz
murotal Qiro’ah saba’ah untuk membantunya menghapal sekaligus pereda
rasa stress yang mendera ketika jalan sudah mulai macet.
Jam sudah menunjukan pukul 17.00, Sofwan pun bersiap untuk pulang, dari parkir motor, Sofwan sudah menyematkan earphone yang telah disetel pada juz 13, sebagai seorang hafidz agar hapalannya terus melekat, Sofwan memakai teknik 1 hari 1 Juz, kebetulan pada hari itu adalah tanggal 13. Tepat sekali dugaan Sofwan, baru saja menempuh beberapa kilo, macet sudah menghantui di depan mata, “Untung saja bawa earphone, kalau gak, bisa bete nunggu macet.”
30 menit berlalu, namun kemacetan belum juga usai, 1 Jam berlalu Sofwan baru setengah perjalanan, padahal biasanya untuk ke rumah hanya 45 menit, benar-benar macet. 1 Jam 30 menit tak terasa, dan tak terasa pula kupingnya mulai panas, dan berdengung, “Astagfirullah kenapa kupingku?” Dicabut pelan-pelan earphone yang menempel di kuping, tengggg…, kepalanya tiba-tiba pusing dan pendengarannya agak sedikit kabur. Esok harinya Sofwan izin dan pergi ke therapis THT dan ternyata Sofwan terkena presbiakusis akut.
Menurut Wikipedia, Earphone (atau headphone, headset, earbud, stereophone) adalah sepasang pengeras suara kecil yang digunakan sangat dekat dengan telinga. Earphone adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara. Dipakai dengan cara memasangnya disumpalkan ke dalam telinga. Kerap kali orang bingung membedakan earphones dengan headphone atau headset. Menurut beberapa ensoklopedi, headphones mempunyai arti demikian dua earphone yang memiliki bando yang dikenakan di kepala, sementara headset memiliki tiga makna yaitu mikrofon, pasangan dari headphone dan alat tambahan untuk menggunakan earphone dan pemancar di kepala.
Siapa saja yang pakai earphone? Hampir semua kalangan ! Jikalau mengurut dari yang paling kecil, SD, SMP, SMA/SMK, Mahasiswa, sampai para pekerja. Untuk remaja, biasanya earphone sudah dipakai sejak mau menuju sekolah, ketika di dalam bus, ketika naik motor, ketika sampai dikelas, ketika jam kosong, ketika mengantri makan siang, ketika menuju tempat les, ketika menuju rumah, ketika beristirahat diatas kasur bahkan ketika mau tidur, earphone dengan setianya standby menemani, betul tidak?
Tahukah Anda earphone yang sering kau sematkan ke telinga dapat menyebabkan tuli dini ?, Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh RNID (The Royal National Institute for Deaf People) 2 dari 3 orang pengguna earphone berumur 18-30 mendengarkan suara dalam volume tinggi, dan di usia 40-an tahun, mengalami proses tuli. Padahal secara normal proses tuli akan dialami ketika sudah menginjak usia 60-70 tahun, dalam ilmu kedokteran tuli usia dini dinamakan presbiakusis.
Bagimana tuli dini bisa terjadi? Gaya hidup. Ya, gaya hidup modern telah menjadikan proses tuli menjadi lebih cepat, penggunaan earphone secara berkala dan intensitas suara yang tinggi adalah sebabnya, alih-alih untuk menghilangkan noise dan gangguan disekitar malah terkena tuli dini.
Bagaimana proses tuli dini tejadi? Lewat perantara udara, suara masuk ke telinga yang mengakibatkan tulang-tulang pendengaran bergetar, diteruskan menuju rumah siput atau koklea, didalam koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menangkap suara, lewat sel-sel rambut energi akustik kemudian diolah menjadi rangsangan listrik yang akan diteruskan oleh pusat pendengaran di otak dan suara pun terdengar.
Intensitas suara yang melebihi 80 desibel membuat sel-sel rambut bergerak lebih cepat sehingga cepat lelah, jika hal tersebut terjadi secara berkala maka proses pendengaran akan terganggu, penggunaan earphone yang lama dan intensitas suara yang tinggi menyebabkan telinga panas dan berdengung, hal ini merupakan tanda awal bahwa telinga telah mencapai batasnya.
Mari lebih bijak terhadap kesempurnaan yang telah Allah ciptakan, merawatnya, menjaganya merupakan langkah syukur atas nikmat yang diberikan. Untuk kamu yang pernah mengalami seperti cerita diatas bisa mengurangi sedikit demi sedikit intensitas pemakaian earphone dalam waktu lama, kecilkan volume suara earphone dan jangan memakai earphone ketika berkendaraan. Jika kuping masih terasa panas, berdengung dan pendengaran agak berkurang, segera ke therapis THT, semoga cinta Allah menyembuhkan penyakit yang diderita.
So, gunakan earphone dengan bijak agar tidak tuli dini. [Kinta Mahadji]
Jam sudah menunjukan pukul 17.00, Sofwan pun bersiap untuk pulang, dari parkir motor, Sofwan sudah menyematkan earphone yang telah disetel pada juz 13, sebagai seorang hafidz agar hapalannya terus melekat, Sofwan memakai teknik 1 hari 1 Juz, kebetulan pada hari itu adalah tanggal 13. Tepat sekali dugaan Sofwan, baru saja menempuh beberapa kilo, macet sudah menghantui di depan mata, “Untung saja bawa earphone, kalau gak, bisa bete nunggu macet.”
30 menit berlalu, namun kemacetan belum juga usai, 1 Jam berlalu Sofwan baru setengah perjalanan, padahal biasanya untuk ke rumah hanya 45 menit, benar-benar macet. 1 Jam 30 menit tak terasa, dan tak terasa pula kupingnya mulai panas, dan berdengung, “Astagfirullah kenapa kupingku?” Dicabut pelan-pelan earphone yang menempel di kuping, tengggg…, kepalanya tiba-tiba pusing dan pendengarannya agak sedikit kabur. Esok harinya Sofwan izin dan pergi ke therapis THT dan ternyata Sofwan terkena presbiakusis akut.
Menurut Wikipedia, Earphone (atau headphone, headset, earbud, stereophone) adalah sepasang pengeras suara kecil yang digunakan sangat dekat dengan telinga. Earphone adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara. Dipakai dengan cara memasangnya disumpalkan ke dalam telinga. Kerap kali orang bingung membedakan earphones dengan headphone atau headset. Menurut beberapa ensoklopedi, headphones mempunyai arti demikian dua earphone yang memiliki bando yang dikenakan di kepala, sementara headset memiliki tiga makna yaitu mikrofon, pasangan dari headphone dan alat tambahan untuk menggunakan earphone dan pemancar di kepala.
Siapa saja yang pakai earphone? Hampir semua kalangan ! Jikalau mengurut dari yang paling kecil, SD, SMP, SMA/SMK, Mahasiswa, sampai para pekerja. Untuk remaja, biasanya earphone sudah dipakai sejak mau menuju sekolah, ketika di dalam bus, ketika naik motor, ketika sampai dikelas, ketika jam kosong, ketika mengantri makan siang, ketika menuju tempat les, ketika menuju rumah, ketika beristirahat diatas kasur bahkan ketika mau tidur, earphone dengan setianya standby menemani, betul tidak?
Tahukah Anda earphone yang sering kau sematkan ke telinga dapat menyebabkan tuli dini ?, Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh RNID (The Royal National Institute for Deaf People) 2 dari 3 orang pengguna earphone berumur 18-30 mendengarkan suara dalam volume tinggi, dan di usia 40-an tahun, mengalami proses tuli. Padahal secara normal proses tuli akan dialami ketika sudah menginjak usia 60-70 tahun, dalam ilmu kedokteran tuli usia dini dinamakan presbiakusis.
Bagimana tuli dini bisa terjadi? Gaya hidup. Ya, gaya hidup modern telah menjadikan proses tuli menjadi lebih cepat, penggunaan earphone secara berkala dan intensitas suara yang tinggi adalah sebabnya, alih-alih untuk menghilangkan noise dan gangguan disekitar malah terkena tuli dini.
Bagaimana proses tuli dini tejadi? Lewat perantara udara, suara masuk ke telinga yang mengakibatkan tulang-tulang pendengaran bergetar, diteruskan menuju rumah siput atau koklea, didalam koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi menangkap suara, lewat sel-sel rambut energi akustik kemudian diolah menjadi rangsangan listrik yang akan diteruskan oleh pusat pendengaran di otak dan suara pun terdengar.
Intensitas suara yang melebihi 80 desibel membuat sel-sel rambut bergerak lebih cepat sehingga cepat lelah, jika hal tersebut terjadi secara berkala maka proses pendengaran akan terganggu, penggunaan earphone yang lama dan intensitas suara yang tinggi menyebabkan telinga panas dan berdengung, hal ini merupakan tanda awal bahwa telinga telah mencapai batasnya.
Mari lebih bijak terhadap kesempurnaan yang telah Allah ciptakan, merawatnya, menjaganya merupakan langkah syukur atas nikmat yang diberikan. Untuk kamu yang pernah mengalami seperti cerita diatas bisa mengurangi sedikit demi sedikit intensitas pemakaian earphone dalam waktu lama, kecilkan volume suara earphone dan jangan memakai earphone ketika berkendaraan. Jika kuping masih terasa panas, berdengung dan pendengaran agak berkurang, segera ke therapis THT, semoga cinta Allah menyembuhkan penyakit yang diderita.
So, gunakan earphone dengan bijak agar tidak tuli dini. [Kinta Mahadji]
Comments
Post a Comment